KEGIATAN KERJASAMA DENGAN BPBD KAB. GRESIK

Pada tahun 2021 Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Bencana  telah melaksanakan beberapa kegiatan Kerjasama. Salah satu nya dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten  Gresik, Kegiatan  kerjasama ini guna penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana di Kabupaten Gresik tahun 2021. Tim Pelaksana  Kegiatan tersebut ada 5 Tenaga Ahli yang terlibat yaitu Dr. Eng. Turniningtyas Ayu R, ST., MT. (selaku Ketua Pelaksana dari Fakultas Teknik ),  Dr. Eng Fadly Usman, ST., MT (Fakultas Teknik), Dr. Ir. Arief Rahmansyah (Fakultas Teknik),  dr. Aurick Yudha N, SpEM (Fakultas Kedokteran), Dr. Eng. Tri Budi Prayogo, ST,. MT. (Fakultas Teknik Pengairan )

Kegiatan Kerjasama telah memaparkan Laporan Antara penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana di Kabupaten Gresik tahun 2021 pada tanggal 30 Maret 2021. Pada paparan ini telah disampaikan sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Kajian Risiko Becana (KRB) Kabupaten Gresik yakni Peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengantisipasi ancaman bencana, Pengurangan jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda yang diakibatkan bencana.

Harapan dari hasil Penyusunan dokumen Kajian Risiko Bencana di Kabupaten Gresik memiliki beberapa manfaat  yaitu Mengupdate dokumen pemetaan daerah rawan bencana Kabupaten Gresik yang terdapat data/informasi didalamnya seperti peta rinci daerah rawan yaitu Pertama bencana banjir, kekeringan, longsor, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim, kebakaran lahan dan hutan, gempa bumi, kegegalan teknologi dan epidemi dan wabah penyakit yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk penyusunan anggaran bencana alam, khususnya dalam rangka manajemen pra bencana.  Kedua, Meningkatkan informasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir, kekeringan, longsor, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim, kebakaran lahan dan hutan, gempa bumi, kegegalan teknologi dan epidemi dan wabah penyakit.

Pengkajian ancaman di Kabupaten Gresik ada 9 jenis. Ancaman tersebut berupa banjir, kegagalan teknologi, kekeringan, cuaca ekstrim, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi serta epidemi dan wabah penyakit.

Adapun salah satu Ancaman banjir di Kab. Gresik tidak hanya disebabkan oleh Sungai Bengawan Solo, tetapi juga akibat luapan Kali Lamong. Kali Lamong mengalir dari Mojokerto dan Lamongan yang merupkan hulu hingga perbatasan antara Gresik dan Surabaya yang merupakan hilir dari sungai tersebut. Kali Lamong memiliki panjang 30 km dan lebar sekitar 50-60 m. DAS Kali Lamong memiliki luas sebesar 720 km2. Pada musim penghujan, debit sungai Kali Lamong cenderung besar. Namun, besarnya debit ini tidak mampu dialirkan dengan baik, sehingga air sungai meluap dan mengakibatkan banjir hampir setiap tahun.

Ancaman banjir di Kabupaten Gresik ini menunjukkan bahwa banjir terjadi di beberapa kecamatan. Ancaman ini terutama terbagi menjadi 2 wilayah cakupan yaitu bagian utara dan bagian selatan. Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujung Pangkah memiliki proporsi daerah terancam banjir terluas dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya dengan luas 8399,74 Ha dan 8926,87 Ha. Proporsi daerah terancam banjir terluas dengan klasifikasi ancaman bencana banjir tinggi dan sedang yaitu 2138,26 Ha dan 2341.28 Ha terletak di Kecamatan Ujung Pangkah. Klasifikasi ancaman bencana banjir rendah yang terluas berada di Kecamatan Bungah yaitu 6598.08 Ha. Gambar 5. 2 merupakan grafik yang menggambarkan proporsi wilayah yang terdampak ancaman banjir di Kabupaten Gresik.  (Evi Wikansari)