Sejarah

Indonesia dikenal sebagai wilayah dengan tatanan geologi dan kondisi alam unik sekaligus rumit. Keunikan dan kerumitan tersebut antara lain : 1) letak geografis Indonesia diantara dua benua dan dua samudera menyababkan Indonesia memiliki potensi besar dalam perekonomian; 2) Secara Geologis. Indonesia terletak pada 3 lempeng yaitu lempeng Eurasia, lempeng indo-australia dan lempeng Pasifik yang membuat Indonesia kaya dengan cadangan mineral sekaligus memiliki dinamika geologis yang dinamis. Sehingga mengakibatkan potensi bencana gempa bumi, tsunami dan gerakan tanah/longsor; dan 3) Indonesia memiliki gunung api aktif yang sewaktu-waktu dapat meletus.
Keunikan dan kerumitan tersebut menjadikan Indonesia rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, angina putting beliung dan lain sebagainya. Bencana alam di Indonesia umumnya terjadi akibat pergeseran bumi. Berdasarkan kondisi ini, beberapa ahli kebumian dan kebencanaan Universitas Brawijaya mendirikan Pusat Studi Kebumian dan Mitigasi Bencana (PSKMB-UB) pada tahun 2006.

PSKMB-UB didirikan dengan harapan dapat berkiprah dan berpartisipasi dalam menyelesaikan problem-problem terkait kondisi alam yang unik dan rumit tersebut. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir dosen-dosen Universitas Brawijaya dengan minat riset terkait dengan kebumian dan kebencanaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akademisi tersebut tersebar di beberapa fakultas seperti fakultas Teknik, MIPA, Kedokteran, Ilmu computer, FISIP, FIA, dan lain-lain. Keberadaan akademisi dengan minat kebencanaan, harus difasilitasi dengan baik. Pendirian pusat studi adalah salah satu cara untuk memfasilitasi keberadaanya karena pusat studi bersifat interdisipliner.
Guna lebih mengembangkan peran PSKMB-UB dalam ilmu pengetahuan dan pelayanan kepada masyarakat terkait kebumian dan kebencanaan. Maka pada tahun 2015 dilakukan perubahan nama menjadi Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan (PSKK-UB). Perubahan nama dimaksudkan agar kiprah akademisi di bidang kebumian dan kebencanaan di lingkungan UB tidak hanya terbatas pada mitigasi tetapi pada seluruh kegiatan yang terdapat dalam menejemen kebencanaan.